SERAYUNEWS- Ibadah kurban merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam, khususnya pada hari Idul Adha dan hari-hari Tasyrik (11–13 Dzulhijjah).
Agar ibadah ini semakin sempurna dan mendatangkan pahala yang maksimal, berikut beberapa sunah yang dapat diamalkan oleh umat Muslim.
1. Tidak Diperbolehkan sebagai Upah
Menurut syariat Islam, memberikan bagian dari hewan kurban kepada panitia sebagai upah tidak diperbolehkan.
Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib, di mana Rasulullah SAW memerintahkan agar tidak memberikan bagian dari hewan kurban kepada tukang jagal sebagai upah.
Dengan demikian, tidak ada istilah “jatah” daging kurban untuk panitia. Daging kurban seharusnya diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya, seperti fakir miskin, dan bukan sebagai bentuk pembayaran atas jasa yang telah dilakukan dalam proses kurban.
2. Diperbolehkan sebagai Sedekah atau Ith’am
Meskipun tidak boleh diberikan sebagai upah, panitia kurban tetap dapat menerima daging kurban jika pemberiannya diniatkan sebagai sedekah (shadaqah) atau ith’am (pemberian makanan).
Dalam hal ini, panitia tidak menerima daging sebagai imbalan atas jasa mereka, melainkan sebagai bentuk kebaikan dari orang yang berkurban.
Pemberian ini harus dilakukan tanpa adanya kesepakatan sebelumnya antara panitia dan orang yang berkurban mengenai imbalan daging.
1. Memilih Hewan Kurban yang Gemuk dan Berkualitas
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya kurban yang paling dicintai Allah adalah hewan paling mahal dan paling gemuk.”
Memilih hewan kurban yang sehat, gemuk, dan tidak cacat merupakan sunah yang sangat dianjurkan.
Hal ini menunjukkan kesungguhan dan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah SWT.
2. Tidak Memotong Rambut dan Kuku
Bagi mereka yang berniat berkurban, disunahkan untuk tidak memotong rambut dan kuku sejak awal Dzulhijjah hingga hewan kurban disembelih.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika masuk bulan Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian ingin menyembelih kurban, maka hendaklah ia tidak memotong sedikitpun dari rambut dan kukunya.”
Ini sebagai bentuk penghormatan terhadap ibadah kurban yang akan dilaksanakan.
3. Menyembelih Sendiri atau Menyaksikan Proses Penyembelihan
Disunahkan bagi orang yang berkurban untuk menyembelih hewan kurbannya sendiri atau setidaknya menyaksikan proses penyembelihannya.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ kepada putrinya, Fatimah:
“Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa-dosa yang kamu lakukan.”
Dengan menyaksikan langsung, diharapkan tumbuh rasa keikhlasan dan penghayatan terhadap makna kurban.
4. Membaca Basmalah dan Takbir Saat Menyembelih
Sebelum menyembelih hewan kurban, disunahkan untuk membaca:
“Bismillahi Allahu Akbar” Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam Al-Qur’an:
“Maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami tundukkan hewan-hewan itu untukmu agar kamu bersyukur.”
5. Menghadapkan Hewan dan Penyembelih ke Arah Kiblat
Saat menyembelih, disunahkan untuk membaringkan hewan di sisi kiri dan menghadapkannya ke arah kiblat.
Penyembelih juga disunahkan menghadap kiblat. Hal ini menunjukkan kepatuhan dan penghambaan kepada Allah SWT.
6. Bersikap Lembut terhadap Hewan Kurban
Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk berbuat baik kepada hewan kurban, termasuk dalam proses penyembelihannya. Disunahkan untuk:
Mengasah pisau hingga tajam sebelum menyembelih.
Hal ini bertujuan untuk meminimalkan penderitaan hewan dan menunjukkan kasih sayang dalam pelaksanaan ibadah.
Dengan memahami dan mengamalkan sunah-sunah tersebut, diharapkan ibadah kurban yang kita laksanakan dapat diterima oleh Allah SWT dan membawa keberkahan bagi kita semua.***