Tetap Waspada, Ini Daerah Potensi Banjir di Banyumas Januari 2025

BPBD Banyumas mengumumkan prakiraan daerah potensi banjir pada Bulan Januari 2025. (Instagram BPBD Banyumas)

SERAYUNEWS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas mengumumkan prakiraan daerah dengan potensi banjir pada bulan Januari 2025.

Berdasarkan data dari peta prakiraan BMKG, sejumlah kecamatan di Banyumas masuk dalam kategori potensi tinggi dan menengah.

Melansir Instagram BPBD Banyumas, berikut tingkat potensi banjir Kabupaten Banyumas pada bulan Januari 2025:

1. Kecamatan dengan Potensi Banjir Tinggi

Kecamatan yang diprediksi memiliki potensi tinggi terjadinya banjir adalah sebagai berikut:

  • Kecamatan Ajibarang
  • Kecamatan Baturaden
  • Kecamatan Cilongok
  • Kecamatan Gumelar
  • Kecamatan Kedungbanteng
  • Kecamatan Kembaran
  • Kecamatan Purwokerto Barat
  • Kecamatan Purwokerto Selatan
  • Kecamatan Purwokerto Timur
  • Kecamatan Purwokerto Utara

2. Kecamatan dengan Potensi Banjir Menengah

Sementara itu, kecamatan dengan potensi banjir menengah meliputi:

  • Kecamatan Ajibarang
  • Kecamatan Banyumas
  • Kecamatan Cilongok
  • Kecamatan Gumelar
  • Kecamatan Jatilawang
  • Kecamatan Kalibagor
  • Kecamatan Kebasen
  • Kecamatan Kembaran
  • Kecamatan Kemranjen
  • Kecamatan Lumbir
  • Kecamatan Patikraja
  • Kecamatan Purwojati
  • Kecamatan Purwokerto Barat
  • Kecamatan Purwokerto Selatan
  • Kecamatan Purwokerto Timur
  • Kecamatan Rawalo
  • Kecamatan Sokaraja
  • Kecamatan Somagede
  • Kecamatan Sumpiuh
  • Kecamatan Tampak
  • Kecamatan Wangon

Imbauan BPBD Banyumas bagi Masyarakat

BPBD Banyumas mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim hujan, terutama saat curah hujan tinggi dengan durasi lebih dari dua jam.

Berikut langkah-langkah yang disarankan untuk menghadapi potensi banjir:

1. Waspada Intensitas Hujan

Hindari berada di bantaran sungai atau wilayah rawan banjir ketika hujan lebat berlangsung.

Meningkatkan kewaspadaan masyarakat terutama pada saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi lebih dari dua jam, dan mengimbau masyarakat untuk menjauh dari bantaran sungai atau wilayah yang rawan banjir.

2. Pantau Informasi Cuaca

Rutin memantau peringatan dini cuaca melalui situs resmi BMKG di https://bmkg.go.id. Melakukan monitoring secara berkala untuk mendapatkan informasi peringatan dini cuaca melalui situs BMKG.

3. Persiapan Infrastruktur Evakuasi

Periksa jalur evakuasi dan rambu peringatan dini bencana. Siapkan tempat evakuasi, peralatan darurat, dan persediaan logistik.

Melakukan pemeriksaan jalur evakuasi dan rambu peringatan dini bencana (bagi kecamatan yang telah terpasang rambu-rambu), menyiapkan tempat evakuasi, menyiapkan peralatan serta persediaan logistik.

4. Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Bersihkan sungai dan saluran air secara berkala. Hindari membuang sampah sembarangan untuk mencegah penyumbatan drainase.

Meningkatkan upaya mitigasi bencana hidrometeorologi dengan secara rutin membersihkan sungai dan saluran air/drainase dan tidak membuang sampah sembarangan.

5. Penguatan Kegiatan Siskamling

Tingkatkan kegiatan ronda malam untuk memantau kondisi lingkungan selama musim hujan.

Meningkatkan kewaspadaan masyarakat dengan mengintensifkan kembali kegiatan siskamling/ronda di tingkat masyarakat.

6. Penyusunan Skenario Bencana

Daerah rawan bencana perlu menyusun skenario kejadian dan dampak bencana. Hal ini mencakup mobilisasi evakuasi, persiapan dapur umum, serta penyiapan petugas pos penanganan darurat.

Bagi daerah rawan bencana tanah longsor dan banjir, disarankan untuk segera menyusun skenario kejadian dan dampak bencana dengan menyertakan sumber daya manusia serta peralatan yang dimiliki, rencana mobilisasi evakuasi, persiapan dapur umum, serta petugas pos penanganan darurat bencana.

Koordinasi dan Informasi Darurat

Untuk penanganan situasi darurat, masyarakat dapat menghubungi Call Center BPBD Banyumas di nomor telepon 0815-4880-8886, email bpbd.banyumas@gmail.com, atau melalui Instagram @bpbd_banyumas.

Peta prakiraan potensi banjir dari BMKG menjadi acuan utama dalam menyusun rekomendasi ini.

Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi resmi dari pemerintah guna meminimalkan risiko bencana selama musim hujan.***