SERAYUNEWS – Kenaikan Yesus Kristus adalah salah satu peristiwa dalam kehidupan iman Kristen. Tahun ini, umat Kristiani memperingati momen agung tersebut pada Kamis, 29 Mei 2025.
Ini bukan sekadar tanggal pada kalender gereja, tetapi momentum refleksi spiritual yang sangat mendalam—terutama bagi anak-anak yang sedang belajar mengenal kasih Tuhan lebih dalam.
Untukbantu anak-anak memahami makna kenaikan Yesus ke surga, gereja dan para pamong menyediakan panduan ibadah tematik yang ada dengan pendekatan kreatif dan menyenangkan.
Tuntunan ini tujuannya untuk tiga jenjang usia: balita, anak pratama, dan anak madya. Tujuannya sama: mengajarkan pentingnya bertekun dalam doa dan tetap sukacita dalam menyembah Tuhan.
Ibadah berlangsung dengan menyaksikan video singkat tentang peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus.
Bila fasilitas multimedia tidak tersedia, pamong dapat menggantinya dengan bermain peran untuk memperagakan isi Alkitab dari Lukas 24:50-53.
Dengan metode ini, anak-anak diajak mengalami langsung suasana penuh haru saat Yesus memberkati murid-murid-Nya dan terangkat ke surga.
Dalam bacaan tersebut, Lembaga Alkitab Indonesia menuliskan perikop dengan judul “Kenaikan Yesus”. Ayat 50 menjelaskan bahwa peristiwa ini terjadi di luar kota Yerusalem, tepatnya dekat Betania.
Dalam Kisah Para Rasul 1:12, tempat ini disebut sebagai Bukit Zaitun. Di sanalah Tuhan Yesus mengangkat tangan-Nya dan memberkati para murid sebelum akhirnya naik ke surga.
Menariknya, sebelum meninggalkan bumi, Yesus memilih untuk memberkati para murid-Nya. Ini adalah tindakan terakhir-Nya yang penuh makna.
Tak hanya menguatkan, tetapi juga mengarahkan para pengikut-Nya untuk terus melanjutkan kehidupan dalam semangat penyembahan dan doa. Reaksi para murid pun sangat luar biasa.
Dalam ayat 52 dan 53 dikisahkan bahwa mereka sujud menyembah, pulang dengan hati yang bersukacita, dan terus bertekun dalam doa di Bait Allah.
Sebuah respon yang patut kita teladani, apalagi dalam dunia yang penuh tantangan ini.
Lewat kisah ini, anak-anak diajak memahami pentingnya bertekun dalam doa. Sama seperti murid-murid Yesus, kita pun dipanggil untuk setia dalam penyembahan, hidup dengan sukacita, dan rutin berdoa.
Tantangan untuk setia memang nyata, namun Tuhan memberi kekuatan bagi setiap anak yang mau melangkah dalam iman.
Bayangkan saja baterai ponsel yang harus diisi ulang. Demikian juga hidup rohani kita. Tanpa “mengisi ulang” melalui doa dan membaca Alkitab, hati dan jiwa kita bisa melemah.
Maka, mari bersama-sama mengajak anak-anak untuk menjadikan doa dan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan sehari-hari.
Setelah menyelami firman Tuhan, ibadah ditutup dengan aktivitas yang ringan namun bermakna. Anak-anak diajak menyanyikan lagu “Setia pada Yesus”, baik secara langsung maupun dengan bantuan video dari YouTube.
Lagu ini sederhana, penuh semangat, dan menyampaikan pesan penting: rajin baca Alkitab, berdoa, dan bersaksi kepada teman-teman.
Lirik Lagu “Setia pada Yesus”:
Setia setia setia setia pada Yesus
Setia setia setia setia pada Kristus
Baca Alkitab rajin berdoa
Yuk beribadah di gereja
Jangan lupa juga bersaksi
Kepada teman-teman
Lagu ini bisa menjadi pengingat bagi anak-anak bahwa kehidupan Kristen bukan hanya soal gereja hari Minggu, tetapi soal komitmen harian untuk tetap dekat dengan Tuhan.
Kenaikan Yesus ke surga bukanlah akhir, tetapi awal dari tanggung jawab besar yang diberikan kepada para murid—termasuk kepada Anda dan anak-anak yang Anda bimbing.
Dengan tuntunan ibadah ini, anak-anak belajar menjadi pribadi yang setia, penuh sukacita, dan terus bertumbuh dalam iman. Jadi, pada 29 Mei 2025 nanti, mari rayakan Kenaikan Tuhan Yesus dengan semangat baru.
Jadikan momen ini sebagai langkah awal menanamkan nilai-nilai rohani dalam hati anak-anak, agar mereka bertumbuh menjadi generasi yang kuat, beriman, dan cinta Tuhan. Selamat memperingati Kenaikan Tuhan!***