SERAYUNEWS – Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) menunjukkan langkah nyata dalam memperkuat sektor usaha kecil melalui program Pengabdian kepada Masyarakat.
Program yang didukung pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) ini diarahkan untuk meningkatkan daya saing UMKM bawang goreng di Purwokerto, khususnya UMKM Piknik Food yang dikelola oleh Risqiana Prameswari di kawasan Mersi.
Fokus utama kegiatan adalah memperkenalkan modernisasi mesin berbasis teknologi cerdas yang diharapkan mampu menjawab persoalan klasik UMKM: keterbatasan kapasitas produksi, ketidakseragaman kualitas produk, serta rendahnya efisiensi kerja.
Dengan sentuhan teknologi, usaha rumahan seperti Piknik Food diharapkan tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu berkembang menjadi pemain yang lebih kuat di pasar lokal maupun nasional.
Dalam pelaksanaan program, Unsoed menghadirkan sejumlah narasumber lintas bidang. Fitri Amalinda Harahap, S.E., M.M. memberikan pelatihan manajemen usaha serta penyusunan laporan keuangan agar UMKM dapat lebih profesional dalam mengatur arus kas dan mencatat keuntungan.
Sementara itu, Isti Riana Dewi, M.M. membekali pelaku usaha dengan strategi branding serta digital marketing yang relevan dengan kebutuhan era 4.0.
Tidak kalah penting, dukungan teknis diberikan oleh Muhammad Alfin Abdurachim Putra, S.T., M.Eng. Ia memperkenalkan rangkaian teknologi produksi mulai dari tahap pengupasan, pengeringan, hingga pengemasan bawang goreng dengan mesin berbasis kecerdasan buatan.
Peralatan modern berupa Mesin Spinner, Mesin Peeler, dan Mesin Sealer juga diserahkan kepada UMKM Piknik Food. Kehadiran mesin-mesin ini diharapkan mempercepat proses kerja, meningkatkan kapasitas produksi, sekaligus menjamin kualitas produk tetap konsisten.
Program ini dirancang tidak hanya untuk memperbaiki aspek teknis produksi, tetapi juga untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Melalui SDG 8, kegiatan ini berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja yang layak serta pertumbuhan ekonomi, terutama bagi ibu rumah tangga yang kini berpeluang mengembangkan produktivitas melalui usaha bersama.
Peningkatan kapasitas produksi, margin keuntungan yang lebih besar, serta potensi ekspansi pasar menjadi dampak positif yang ditargetkan.
Dari sisi SDG 9, program ini memperkuat industri mikro lewat penerapan sistem produksi otomatis dan digitalisasi pemasaran.
Transformasi digital di sektor UMKM bawang goreng menjadi salah satu tonggak penting agar usaha lokal tidak tertinggal dalam kompetisi di pasar modern.
Ketua tim pengabdian, Dwi Astarani Aslindar, S.Pd., M.Pd., menegaskan bahwa tujuan utama program ini bukan sekadar memberikan bantuan berupa mesin, melainkan juga membangun pola pikir kewirausahaan yang lebih profesional.
“Harapan kami, dengan adanya dukungan teknologi, pelatihan manajemen, dan strategi pemasaran digital, UMKM Piknik Food dapat semakin produktif, efisien, dan berdaya saing di pasar yang lebih luas. Lebih dari itu, kami ingin memberdayakan ibu rumah tangga agar memiliki kemandirian ekonomi yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Tim pelaksana yang dipimpin oleh Dwi Astarani, bersama anggota Asmi Ayuning Hidayah, S.E., M.Si. serta Ameliyana Rizky Syamara Putri Akhmad Yani, S.T., M.Eng., menaruh harapan besar agar program ini menjadi fondasi kokoh bagi UMKM lokal.
Dukungan menyeluruh melalui teknologi, manajemen modern, dan pemasaran digital diharapkan mampu melahirkan UMKM yang mandiri, inovatif, serta berkelanjutan.
Bagi Purwokerto, keberhasilan Piknik Food bisa menjadi model pemberdayaan berbasis masyarakat yang efektif.
Peningkatan kualitas produksi bawang goreng bukan hanya memberi nilai tambah bagi pelaku usaha, tetapi juga membawa manfaat ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat sekitar.
Dengan ekosistem usaha yang semakin kuat, UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, tetapi juga penopang penting dalam pertumbuhan ekonomi daerah.***