SERAYUNEWS – Dunia maya kembali dihebohkan dengan kemunculan Tugu Biawak Wonosobo, sebuah monumen berbentuk hewan reptil raksasa yang berdiri di Desa Winong, Kecamatan Selomerto.
Keunikan bentuk tugu ini langsung mencuri perhatian warganet dan para pengendara yang melintas. Tak butuh waktu lama, penampakannya pun viral di berbagai platform media sosial.
Tugu biawak di Wonosobo mencuri perhatian karena desainnya yang sangat menyerupai hewan asli. Dibangun menggunakan Dana Desa senilai Rp50 juta, monumen ini kini menjadi ikon baru Desa Winong sekaligus destinasi wisata unik yang tengah naik daun.
Terletak di lokasi strategis, tugu tersebut menampilkan detail biawak yang luar biasa realistis. Mulai dari tekstur kulit hingga bentuk tubuh, semuanya tampak begitu hidup.
Nggak heran kalau banyak pengendara yang sempat kaget saat pertama kali melihatnya. Banyak yang mengira hewan itu benar-benar hidup!
Tugu biawak ini merupakan hasil dari pemanfaatan Dana Desa sebesar Rp50 juta. Pembangunan tugu tersebut merupakan bagian dari program estetika wilayah dan penguatan identitas lokal.
Pemerintah Desa Winong merancang monumen ini sebagai simbol karakter unik desa, sekaligus memperindah lingkungan sekitar.
Menariknya, patung biawak ini bukan cuma jadi penanda batas wilayah, tapi juga memperkuat citra Desa Winong sebagai kawasan yang kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan anggaran desa.
Keberadaan tugu ini juga menjadi contoh bagaimana dana publik bisa digunakan untuk sesuatu yang memiliki dampak nyata pada visual desa dan menarik perhatian masyarakat luas.
Sejak foto-fotonya beredar di media sosial, Tugu Biawak Wonosobo langsung menuai beragam reaksi dari netizen.
Banyak yang memberikan apresiasi atas kreativitas dan keberaniannya dalam menampilkan sesuatu yang tidak biasa. Namun, ada juga yang membandingkan tugu ini dengan patung kura-kura di Ciledug yang juga sempat viral.
“Rp50 Juta Bisa Se-Realistis Ini? Patung Miliaran Mending Belajar ke Winong”
“Sebagus itu hanya 50jt? Blegedessss. Harusnya 50M.”
“Tugu Penyu 15M tapi bahannya dari kardus dan sekarang udah rusak.”
“GK bener… GK bisa buat bancakan ngab.”
“Real bgt bikin jantungan.”
“Wah terlalu detail ini.”
“Ini baru realistis, klo yang lain anggaran masuk dompet masing-masing.”
“50 juta dapet biawak, 15 M dapet kardus.”
“Kalau anggaran jatuh ke tangan yang tepat.”
Tak sedikit pengguna jalan yang sengaja berhenti untuk berfoto di lokasi tersebut. Bahkan, spot ini mulai dikenal sebagai “wisata Wonosobo terbaru” oleh warganet karena tampilan visualnya yang unik dan mencolok.
Viralnya Tugu Biawak Wonosobo membuka peluang besar bagi Desa Winong untuk berkembang sebagai destinasi wisata lokal.
Dengan penambahan fasilitas seperti taman kecil, tempat duduk, dan area foto yang estetik, kawasan ini bisa menjadi tempat wisata singkat yang menyenangkan bagi warga sekitar.
Selain memanjakan mata, tugu ini juga bisa dijadikan sebagai sarana edukasi mengenai satwa dan identitas desa.
Keunikan desain serta makna di balik pembangunannya menjadikan monumen ini mudah dikenang dan potensial untuk mendongkrak kunjungan wisatawan.
Fenomena viral Tugu Biawak di Wonosobo adalah bukti bahwa kreativitas dalam pembangunan desa bisa menciptakan dampak luas.
Monumen ini bukan sekadar patung, tetapi simbol keberanian untuk tampil beda dan menunjukkan jati diri lokal yang kuat.
Dengan promosi berkelanjutan dan dukungan infrastruktur memadai, Tugu Biawak berpotensi besar menjadi ikon kebanggaan, bukan hanya untuk Desa Winong, tetapi juga Kabupaten Wonosobo secara keseluruhan.***