SERAYUNEWS – Di balik dunia perkeretaapian yang menuntut akurasi dan tanggung jawab tinggi, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 5 Purwokerto memperkenalkan pendekatan sederhana tapi berdampak: Warung Kejujuran.
Tanpa penjaga dan tanpa pengawasan, warung ini mendorong pegawai untuk membayar sendiri sesuai harga. Konsep ini bukan hanya soal membeli camilan, tetapi sebagai bagian dari pembentukan karakter dan budaya integritas di tubuh KAI.
Warung Kejujuran berada di lingkungan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Crew KA Purwokerto, dan dioperasikan berdasarkan sistem kepercayaan. Pegawai mengambil sendiri makanan atau minuman, lalu membayar ke kotak uang yang tersedia.
“Warung ini tidak sekadar tempat membeli kebutuhan kecil. Ini adalah bentuk pembiasaan untuk jujur, meski tidak diawasi. Karena kejujuran adalah nilai dasar yang kami tanamkan kepada seluruh pegawai,” ujar Krisbiyantoro, Manager Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Rabu (16/7/2025).
Langkah sederhana ini dipercaya akan membentuk kebiasaan positif, yang berdampak besar dalam tugas operasional, terutama dalam menjaga keselamatan ribuan penumpang setiap harinya.
PT KAI Daop 5 Purwokerto saat ini memiliki 269 masinis dan 18 asisten masinis, dengan lebih dari 110 di antaranya bertugas di UPT Crew KA Purwokerto. Mereka adalah garda depan perjalanan kereta api yang menuntut presisi, disiplin, dan kejujuran tinggi.
“Masinis kami menjalani pemeriksaan ketat sebelum bertugas. Namun di luar itu, pembentukan karakter juga penting. Budaya jujur dari hal sederhana seperti Warung Kejujuran akan mencerminkan sikap profesional dalam bertugas,” jelas Krisbiyantoro.
Warung Kejujuran hanya salah satu dari sekian program pembentukan karakter pegawai. KAI Daop 5 juga rutin melakukan:
“Keselamatan tidak hanya soal teknologi atau prosedur. Ia lahir dari manusia yang jujur dan bertanggung jawab. Warung Kejujuran adalah salah satu cara kami menjaga nilai-nilai itu tetap hidup,” tambahnya.
Melalui pendekatan ini, PT KAI Daop 5 Purwokerto berharap tidak hanya menghadirkan layanan transportasi yang andal, tetapi juga membentuk lingkungan kerja yang bermoral dan berintegritas, menjadikan kejujuran sebagai budaya, bukan sekadar slogan.