SERAYUNEWS – Pernahkah Anda melihat hewan berwarna gelap atau cokelat yang bergerak di tanah atau di atas daun? Di kalangan masyarakat Jawa, makhluk ini dikenal dengan sebutan pacet. Namun, sebenarnya apa itu pacet? Apakah sama dengan lintah?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pacet diartikan sebagai hewan peminum darah yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan cacing tanah, dengan warna mulai dari kuning hingga hitam. Hewan ini dapat mereduksi ukuran tubuhnya hingga sekecil benang.
Pacet adalah makhluk penghisap darah yang memiliki banyak spesies di seluruh dunia. Salah satu contohnya adalah pacet macan (Haemadipsa picta), yang sering ditemukan di area lembap setelah hujan, seperti rumput, dedaunan, dan lokasi berbatu.
Selain itu, ada pacet gunung (Haemadipsa zeylanica) yang hidup di daerah pegunungan, memiliki tubuh kecil berwarna hijau zaitun dengan bintik-bintik dan garis gelap di punggungnya.
Pacet india (Haemadipsa sylvestris) atau pacet cokelat adalah spesies lain yang umum dijumpai di India dan Asia Tenggara, dikenal dengan warna hitam muda atau kecokelatan dan tiga garis hitam di punggung.
Semua spesies pacet termasuk dalam keluarga Haemadipsidae, berasal dari kata Yunani yang berarti darah dan haus. Dalam bahasa Inggris, pacet dikenal sebagai jawed leeches.
Ciri khas pacet adalah memiliki lima pasang mata dan dua atau tiga rahang di mulutnya. Mereka dapat ditemukan di daerah subtropis dan tropis, termasuk Indonesia.
Pacet hidup di lingkungan darat dan bergantung pada darah vertebrata untuk bertahan hidup, sehingga kehidupan mereka mirip dengan lintah, yang membuatnya sulit untuk membedakan keduanya.
Disadur dari buku Cerdas Belajar Biologi untuk Kelas X oleh Oman Karmana, berbeda dengan pacet, lintah termasuk dalam famili Hirudinidae dan genus Hirudo. Contoh lintah yang paling dikenal adalah Hirudo medicinalis.
Dari namanya, pembaca pasti dapat menebak bahwa hewan ini sering digunakan untuk keperluan medis. Mereka berfungsi dengan menghisap darah dalam waktu tertentu. Penting untuk dicatat bahwa lintah yang digunakan telah dibudidayakan dengan cara yang steril.
Oleh karena itu, perbedaan pertama antara pacet dan lintah bisa dilihat dari klasifikasinya. Selain itu, adakah perbedaan lain yang mencolok di antara keduanya? Secara umum, pacet adalah hewan yang hidup di darat, sementara lintah biasanya berada di dalam air. Namun, lintah juga bisa ditemukan di daerah yang lembap.
Berdasarkan definisinya menurut KBBI, lintah adalah hewan air sejenis cacing yang memiliki tubuh pipih dan bersegmen, biasanya berwarna hitam atau cokelat tua, serta dilengkapi alat hisap di bagian kepala dan ujung ekornya (Hirudinae).
Perbedaan lainnya antara lintah dan pacet terletak pada jumlah alat pengisap yang dimiliki.
Dalam referensi dari Jurnal Islamadina yang berjudul ‘Terapi Lintah Perspektif Hukum Islam dan Relevansinya Terhadap Maqasid al-Syariah’ oleh Rosmita dan rekan-rekan, lintah memiliki dua alat pengisap, yaitu di bagian depan (ujung kepala) dan bagian belakang (ujung ekor). Sementara itu, pacet hanya memiliki satu alat pengisap.
Gigitan pacet dapat menyebabkan pendarahan dan rasa gatal. Untuk mengatasi gigitan pacet, segera lepaskan pacet dengan hati-hati menggunakan pinset atau ujung benda tajam lainnya, hindari memencet tubuh pacet agar tidak terjadi muntahan yang dapat menyebabkan infeksi. Setelah pacet terlepas, bersihkan area gigitan dengan air bersih dan sabun antiseptik.
Oleskan salep antiseptik untuk mencegah infeksi dan jika pendarahan berlanjut atau terjadi tanda-tanda infeksi seperti pembengkakan, kemerahan yang meluas, atau nanah, segera konsultasikan dengan dokter. Hindari menggaruk area gigitan untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap gigitan pacet, ditandai dengan pembengkakan yang signifikan atau kesulitan bernapas dalam kasus tersebut, segera cari pertolongan medis. Sebagai pencegahan, gunakan pakaian yang menutupi kulit saat berada di area yang rawan pacet, dan gunakan repellant serangga yang sesuai.